[II-2] X? Y? XY? XX?

Siang yang cerah. Tidak hujan dan tidak terlalu panas---atau tepatnya, dingin, mengingat ini masih di penghujung musim dingin. Baguslah, karena kelas tanpa pemanas di puncak musim dingin sangat menyebalkan.

"Siang semuanya. Peer yang kuberikan silahkan dikumpulkan. Oper ke teman di depanmu."

Yudzuki tersenyum manis, tangannya terlipat di depan dada, menunggu.

"Sudah? Sekarang masukkan semua buku dan catatan."

Hayooo, mau apa coba?

"Kita adakan kuis kecil-kecilan---tidak perlu keluarkan kertas. Karena kalian akan kutanyakan satu-persatu."

Tidak pernah dengar? Memang tidak. Namanya juga kuis dadakan.

---

Anggap saya memanggil nama kalian, lalu jawab saja pertanyaan yang ada dalam spoiler ini. Jawabnya sesuai in character saja, kalau kamu menganggap karaktermu sepertinya tak bisa jawab kalau kuis dadakan begini, tidak usah jawab dengan benar juga tak apa-apa. Setiap yang mempos diberi bonus 1 chip (di luar chip keaktifan kelas), baik menjawab dengan benar maupun tidak.

Spoiler:

Tenshi melepaskan kuapan kecil, tangannya bergerak menutup mulutnya. Instingnya sudah menyuruhnya untuk segera meninggalkan ruang kelas yang rasanya sudah seperti kulkas ini. Mengingat sekarang sudah mendekati akhir musim dingin mau tidak mau Tenshi menghela nafas lega. Ia masih ingat hari-hari musim dingin yang mengerikan dimana ia terpaksa duduk diam dan nyaris membeku karena absennya pemanas ruangan di kelas ini.

"Siang semuanya. Peer yang kuberikan silahkan dikumpulkan. Oper ke teman di depanmu."

Tenshi menatap ke depan kelas dan menemukan guru biologinya tersenyum ke pada mereka. Ia segera mengeluarkan buku tugasnya dan mengopernya pada teman sekelasnya yang duduk didepannya. Dalam hati berharap setengah mati tugasnya kali ini bisa mendapat nilai lebih dari B- seperti yang sudah-sudah. Apa mau dikata? Biologi bukan mata pelajaran yang Tenshi kuasai. Kalau ditanya soal mata pelajarannya satu ini ia biasanya hanya menjawab 'lumayan' dan 'bisa kok', tapi tidak tahu hasilnya nanti.

"Sudah? Sekarang masukkan semua buku dan catatan." Tenshi menegakkan kepalanya. Kaget. "Kita adakan kuis kecil-kecilan---tidak perlu keluarkan kertas. Karena kalian akan kutanyakan satu-persatu."

Ucapan sang guru tentu langsung dihadiahi cibiran keras dari seisi murid kelas 2-2. Banyak yang menggerutu dan menyerukan ketidaksetujuannya. Gurunya hanya tersenyum--yang bagi Tenshi dan yang lain terlihat seperti cengiran, pada muridnya. Seakan sudah menebak reaksi para murid. Gurunya mengalihkan pandangan dari siswanya, Ia menggerakan matannya ke buku absen, mencari korban pertamanya.

'Jangan aku... jangan aku......' batin Tenshi cepat.

"Hai, Kurogamine-san,."

'Geh! kenapa malah jadi yang pertama?!'

Ia menyeret tubuhnya berdiri dan berjalan menuju kearah guru biologinya, menahan diri untuk tidak memasang tampang seperti orang yang habis kecebur di got. Dan mulailah pertanyaan dari sang guru mengenai mata pelajarannya.

"Apa itu gonosom?"

Deg. 'Aduh... apa ya? gonosom... gonosom... kayaknya pernah dengar...' Tenshi panik tingkat dewa. 'Di catatan kemarin juga dijelaskan... apa ya? kromosom yang dapat menentukan jenis kelamin bukan ya...'

"Eto... kromosom yang dapat menentukan jenis kelamin?" jawabnya tidak yakin.