SEJARAH PET
------------------------
Ada sebuah wilayah hutan di wilayah Distrik Katsushika yang jarang dijamah penduduk karena dianggap sakral dan dijuluki
Rakuen no Mori. Sekitar tahun 1940-an, seorang penduduk desa tidak sengaja menemukan sosok makhluk yang menyerupai setengah manusia setengah hewan berlari dari arah hutan. Oleh penduduk, makhluk ini ditangkap karena dianggap sebagai jelmaan roh jahat. Dalam pengurungan, ternyata makhluk ini mampu mengembangkan komunikasi secara verbal dan perlahan-lahan mampu bersosialisasi dengan masyarakat setempat. Tahun-tahun berikutnya, bermunculan makhluk-makhluk serupa dengan ciri khas hewan yang berbeda-beda, namun memiliki tingkat intelegensi yang cukup tinggi dan kemampuan fisik melebihi manusia.
Lebih lanjut, pemerintah membangun sebuah lembaga penelitian di sekitar hutan yang dinamakan
Rakuen Institute sebagai tempat untuk meneliti tentang kemunculan makhluk-makhluk tersebut. Belum ada laporan pasti tentang bagaimana kemunculan mereka.
Tidak hanya penelitian secara fisik, penelitian sosial pun diterapkan pada makhluk ini. Selang beberapa lama setelah diterjunkan dalam masyarakat biasa dengan cara mencarikan orang tua angkat yang bersedia merawatnya, makhluk ini menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata, yakni mampu mempelajari bahasa dan simbol-simbol yang digunakan manusia pada umumnya. Secara singkat, dilihat dari kehidupan sosialnya, makhluk ini tidak berbeda dari manusia biasa.
Selang beberapa tahun, makhluk ini menunjukkan kecenderungan yang berbeda, yakni mendekatkan diri pada satu manusia tertentu. Berbeda dari pendekatan manusia ke manusia lain yang pada umumnya berdasarkan pada rasa ketertarikan seksual ataupun sosial, makhluk ini—yang sering disebut sebagai ‘Pet’ dalam perkembangannya—lebih menjalin hubungan pengabdian atau perhambaan (slavery).
Tidak lama setelah penelitian tersebut berlangsung, muncullah beberapa Pet lagi dalam jumlah yang lebih besar, berasal dari hutan yang sama. Yang lebih mengejutkan, masing-masing dari mereka memiliki ciri khas hewan serta kemampuan bawaan yang berbeda-beda satu sama lain. Dan menurut hasil penelitian lebih lanjut, Pet memiliki masa hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan manusia biasa serta pada usia-usia tertentu perkembangan tubuh luar mereka akan berhenti. Meskipun demikian, sel-sel dalam mereka tetap tumbuh dan berkembang sehingga memungkinkan Pet-Pet tersebut bisa mati layaknya manusia biasa.
Karena berkembangnya populasi pet, didirikanlah sebuah 'panti' khusus pet di pinggir Rakuen Forest. Panti itu berisi para pet, yang secara tidak langsung sebagai lembaga penelitian khusus pet. Pet boleh diadopsi selayaknya anak biasa, dengan syarat, 'orang tua' angkat pet tersebut harus rela 'melepaskannya' saat sang pet sudah mendapat master, dan masternya menghendakinya untuk tinggal bersamanya. Walau terdengar tidak adil untuk orang tua angkatnya, tapi anehnya, banyak yang berminat untuk mengadopsi pet.
Keanehan lain yang dimiliki pet adalah, walau bergender perempuan, pet tidak memiliki rahim, sehingga pet tidak bisa melahirkan/berkembang biak. Sampai saat ini masih diteliti bagaimana cara mereka berkembang biak, mengingat populasi pet bertambah dan tidak berkurang sama sekali. Begitu juga dengan pet laki-laki, mereka tidak bisa memberi keturunan. Karena itu diputuskan bahwa semua pet adalah mandul/tidak bisa berkembang biak.
Populasi perkembangan Pet berlangsung dengan terkendali. Tiap tahunnya jumlah Pet yang meninggal dengan Pet yang ditemukan di Rakuen Forest seimbang. Mereka tidak diperanakkan dan tidak memperanakkan, muncul begitu saja dan mati tiba-tiba. Dalam kehidupan sosialnya lama kelamaan keberadaan Pet mulai diterima dalam masyarakat, bahkan sempat menjadi trend untuk memiliki seorang Pet. Namun, seseorang tidak bisa memiliki pet begitu saja, karena pet-lah yang memilih 'master'nya. Karena itu, banyak ditemukan penyiksaan dan pelecehan pada para pet oleh orang-orang yang ingin memiliki pet, tapi tidak pernah 'dipilih' oleh pet. Banyak pula 'pemaksaan' dan 'pengurungan' yang dilakukan oelh orang-orang yang ingin memiliki pet. Demi mencegah adanya penyelewengan oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab, maka pemerintah membuat undang-undang khusus untuk melindungi para Pet tersebut, antara lain
- Manusia dan pet adalah sama, dan hanya berbeda dalam beberapa aspek, dan manusia harus mengakuinya sebagai ras yang berbeda (seperti ras kulit putih dan kulit hitam di Amerika).
- Pet berhak mendapat perlindungan dan perlakuan layaknya manusia biasa.
- Berhak bekerja dan beraktivitas layaknya manusia biasa.
- Penyiksaan dan pelecehan oleh manusia yang bukan master akan dikenakan sanksi yang sangat berat, bahkan lebih berat daripada melakukannya pada manusia biasa. Itu untuk menghindari banyaknya hal tersebut terjadi di masyarakat.
Di lain pihak, Master—para pemilik Pet yang sudah dipilih wajib menjalankan beberapa ketentuan seperti,
- Mengurus kepemilikan Pet setelah mengadakan kontrak dengan Pet terkait.
- Memiliki kuasa penuh terhadap Pet yang dimiliki, namun tetap sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Masih banyak hal yang menjadi misteri dan belum dapat diungkapkan oleh lembaga penelitian Negara tersebut. Seperti, mengapa para Pet itu bisa bermunculan begitu saja di Rakuen Forest? Mengapa hanya di hutan itu saja? Mengapa Pet-Pet tersebut memiliki kecenderungan untuk menghambakan dirinya pada manusia, seakan hal ini adalah sesuatu yang alami? Mengapa pada usia tertentu perkembangan pet tersebut berhenti walaupun sel-sel dalam mereka tetap berkembang sebagaimana layaknya manusia biasa. Seakan-akan para Pet itu merupakan makhluk yang memang diciptakan untuk melayani manusia dengan segala keegoisannya.
Sementara, para pet itu sendiri sepertinya memiliki 'hukum alam' sendiri yang harus mereka patuhi, walau tidak ada konsekuensi secara fisik untuk yang melanggar. Yaitu, pet harus mengikuti dan menuruti apapun perintah dan keinginan master mereka, walaupun itu sangat merugikan diri mereka sendiri. Sempat dibuat undang-undang tentang 'batas' seorang master boleh 'memerintah' pet-nya, namun para pet sendiri justru menentang keras undang-undang tersebut hingga akhirnya undang-undang tersebut dicabut.
Peraturan lain adalah seorang master boleh 'menolak' pet tersebut, dan saat itu pet harus/boleh mencari master baru.
Sampai saat ini, masih tidak diketahui atas dasar apa pet memilih seorang 'master', karena itu sangat random dan tidak terlihat berdasarkan syarat tertentu. Seorang pet bisa memilih seorang yang baru saja dikenalnya sebagai master, atau seseorang yang dikenal cukup lama, tapi ia baru dinobatkan sebagai masternya setelah beberapa tahun. Para peneliti masih meneliti soal ini. Bahkan kadang, satu orang bisa dipilih lebih oleh satu pet.'[/font]
-----------------------
Untuk info lebih lanjut, klik saja
ini.[/justify]