Spaghetti (OPEN)

Setting : Malam musim semi, hari Jumat, sekitar pukul 9pm.

---

Bawang putih dan bawang bombay yang dicincang halus, lalu ditumis dengan mentega. Checked.

"Selanjutnya, daging giling dan saos tomat~", kata Shinobu riang sambil menumis saus spaghetti bolognaise ala dirinya. Setelah yakin bahwa sausnya telah matang sempurna dan wanginya membuat perut dan lidahnya menari, cowok tinggi ini meniriskan spaghetti yang sudah selesai ia rebus, meletakkannya di piring sedemikian rupa, lalu menuang saus yang sudah matang ke atasnya, dan menebar parsley secukupnya.

Perfecto.

Shinobu yakin sekali kalau diizinkan, ia bisa memenangkan lomba Master Chef, atau lomba masak apapun. Dengan bangga, ia menyisihkan panci dan penggorengan yang ia pakai, dimasukkan ke dalam wastafel untuk dicuci nantinya. Bahan-bahan sisa ia masukkan ke dalam plastik. Shinobu lalu meletakkan spaghetti andalannya di atas meja kecil di dekat kompor. Neneknya sering memuji masakannya dan berkata bahwa dengan kemampuan memasak seperti ini, dia bisa dengan mudah mendapatkan istri dan menjalin keluarga yang bahagia.

"Hah, ada-ada saja si nenek. Istri sih mudah didapat, tapi siapa juga yang mau masuk liang kubur pernikahan kalau sudah pernah melihat betapa tidak enaknya kalau bercerai?", tentu yang ia maksud adalah orangtuanya.

Ia lalu mengambil kursi kecil dan duduk siap menyantap spaghetti tersebut. Sambil mengagumi hasil racikannya sendiri, ia mendadak sadar atas suatu kesalahan kecil yang ia buat.

Ini porsi untuk tiga orang.

Cowok tinggi ini menggaruk kepalanya bingung. Biasanya ia hanya memakan dua porsi, tapi kenapa malam ini malah membuat jatah untuk tiga porsi? Apa karena perutnya kelewat lapar sehingga ia merebus spaghetti sebanyak mungkin tanpa dipikir?

".....Oh, well, ya sudah lah, aku habiskan saja sebisanya. Siapa tahu ternyata tiga porsi malah kurang?"

Kau tahu?

Berkelana mencari cinta itu capek lho. Apalagi kalau mayoritas gombalanmu 99,99% berakhir mengenaskan; 50% dicuekin, 45% ditampar, 5% kekerasan fisik selain ditampar seperti kakimu diinjak dengan ujung heels, perutmu disikut atau yang paling buruk 'adik' mu diserang. 0,01% nya? Oh, itu karena dia salah menggoda seseorang yang ternyata adalah seorang waria yang kelewat cantik, ber'dada' pula. Mengecohkan sekali, sampai akhirnya matanya menangkap sesuatu yang menonjol naik-turun pada leher yang bersangkutan dan Isora memutuskan untuk kabur saat itu juga.

Ahh~~ Wahai kaum hawa, kenapa dirimu susah sekali untuk direngkuh~ Walau sulit, hal tersebut tidak menyurutkan niat seorang Mizushima Isora menebarkan aura pesonanya nan ganteng ini kepada seluruh umat kaum hawa yang ada di dunia. Kalau ayahnya yang ganteng bisa mendapatkan ibunya yang cantik dan seksi. Kenapa dia tidak?

Oke, kembali kepada topik "mencari cinta itu capek".

Seharian dia melakukan ini dan silahkan kalkulasi berapa persentase rasa capek yang dirasakannya dan...kruuyuuukk~...perutnya berkokok lapar. Apa boleh buat, dirinya tidak sempat membeli makan malam. Duitnya habis untuk berkelana mencari cinta dengan kendaraan umum dan sesekali membeli kompres saat pipinya menangis perih. Oleh sebab itu sesampainya di lingkungan sekolah, kakinya langsung melangkah ke arah dapur. Semakin dekat dan pikirannya semakin melayang. Berharap ada sisa makanan di sana atau seseorang berbaik hati meninggalkan bahannya di kulkas untuk bisa ia masak atau....sesamar aroma nikmat yang menggoda dari arah dapur.

HALLELUYA!

Kakinya segera melangkah cepat ke arah ruangan dapur, hampir berlari dan dengan sisa tenaga kudanya mendorong pintunya, segera masuk untuk--

" MAAAUUUUUU!!!!!"

--meminta makanan.

Tambahkan sedikit efek mata memelas dan deru nafas yang memburu dan...tahan air liurnya. Tidak lucu jika liurnya ikut memohon walau faktanya cairan itu hampir menetes di sudut bibirnya. Tidak peduli siapa orang yang sedang dimintainya. Matanya sudah terpaku pada seporsi besar spaghetti yang tampak meliuk seksi dan menggoda di atas piring.

Tidak hanya wanita. Makanan pun bisa terlihat SANGAT seksi. Terlebih jika perutmu sedang dalam keadaan lapar.

Celingak.

Celinguk.

Coast's clear. Target confirmed. Launching attack.

KRUYUUUUUUKK....

Lapaaaaar... adalah jeritan hati, otak dan tak lupa perut Ouran. Rasanya dia sudah makan cukup waktu makan malam tadi, tapi mungkin karena mendadak dikejar-kejar Tounomoto keliling sekolahan setelah mengiriminya e-mail yang sama seperti yang dikirimnya ke Yukishiro membuat tenaganya kembali terkuras dan perut kembali kosong.

Apapun penyebabnya, perutnya sudah dipastikan sedang dalam keadaan lapar sekarang. Sudah tak butuh analisa lagi, hanya butuh makanan.

Makanya Ouran sekarang mengendap-endap ke dapur sekolah sekarang. Saking malasnya menghapal peraturan, dia tak tahu apakah boleh siswa masuk dapur di luar jam sekolah, atau apakah dapur boleh digunakan siswa Mirai. Cari yang aman saja. Kalau diam-diam begini kan hanya perlu memikirkan soal peraturan setelah tertangkap nanti.

Betul? Betul!

Baru sampai dekat ruang sasarannya tersebut, sudah tercium wangi semerbak. Dari baunya saja Ouran sudah langsung tahu apa yang bisa memiliki wangi sesedap ini.

"SPAGHETTI!!" dan... BRUGH.

Seruan Ouran berbarengan dengan dirinya menerjang masuk dapur, menghantam seorang pemuda berambut terang tanpa disadarinya. Serius, dia tidak sadar kalau dia sudah menabrak seseorang. Bahkan kelihatannya dia tidak sadar kalau ada orang lain di depannya.

"BERIKAN PADAKU KALAU TIDAK MAU KUCIUM!!"

Lengkap dengan ancaman yang aneh pula. Perut kosong memang bisa membuat otak jadi kosong juga. Yah, walau dalam kasus Ouran, tampaknya memang sudah dari lahir otaknya kosong.


==========
OOT: Permisi, numpang masuk. Silakan tendang keluar kalo tidak boleh. Kalo boleh masuk, Isotonik, kalo tabrakanku padamu dianggep GM, tell me and I'll edit it, honey. *lempar kissu*

"Bon apetite~", katanya girang pada dirinya sendiri. Ia lalu menggulungkan sedikit spaghetti di atas garpunya dan mengarahkannya ke arah mulutnya yang saat ini sudah seperti black hole.

Tapi hanya dalam beberapa detik, hidupmu bisa berubah. Tiba-tiba ia mendengar suara kencang seseorang yang jelas-jelas berteriak "MAAAUUUU" dari belakangnya. Dan disusul dengan suara tabrakan. Kejadian cepat yang mengejutkan jantung itu otomatis membuat tangan Shinobu bergetar, menjatuhkan helaian-helaian spaghetti yang ada dan.......... membuatnya menggigit garpu yang kosong.

"ADUUUUHHH!!!", teriaknya cukup kencang. Garpunya tidak menancap atau melukainya sih, tapi tetap saja menggigit logam batangan dengan cukup keras dan tiba-tiba itu ngilu juga loh rasanya. Kontan, ia menoleh mencari asal muasal suara-suara tersebut dan menemukan dua orang pemuda lainnya di dapur.

Quote :

"BERIKAN PADAKU KALAU TIDAK MAU KUCIUM!!"

Dengan mata agak berair karena ngilu menggigit garpu, ia mencari kontak mata dengan pemuda berambut merah yang berteriak barusan, iya, yang menabrak pemuda berambut terang di depannya itu.

"Kalian..........mau apa........?", tanyanya bingung, tanpa sadar sedikit mendekap piring spaghetti tiga porsinya itu.

Akting mengemisnya tadi belum selesai lho~

Isora belum sempat mengakhirinya dengan jatuh tersungkur di lantai dengan sebelah tangan yang akan menggapai-gapai sang pemilik makanan. Ya, hampir saja hal itu tereksekusi andai gangguan itu tidak datang. Sebuah tubrukan. Dan teriakan.

"BERIKAN PADAKU KALAU TIDAK MAU KUCIUM!!"

Nyaring. Tepat di telinganya.

Tssk--

Dan sekonyong-konyong instingnya terusik. Instingnya mengatakan, bahwa orang asing yang menubruknya ini dapat mengancam keberlangsungan hidup lambungnya yang kosong. Maka dari itu, bentangkan kedua tangannya dengan lebar dan lawanlah tenaga bison di belakangnya dengan tenaga seekor gajah. Camkan hal ini saudara-saudara! Karena ini demi spaghetti yang adalah--

" MILIKKUUUU!!!!"

Hupp---DORONG!!!

"UOOOOHHHH!!!!"

Sentak ke belakang sosok yang masih tak dikenalnya itu, keluar dari area dapur. Kedua tangannya menahan di tiap sisi pintu, menghalau ruang untuk masuk bagi si asing.

"Kalian..........mau apa........?",

" SPA-GHE-TTIIIIII!!!!!" sebuah pelafalan lugas pada tiap suku kata, layaknya pasukan Sparta yang hendak berangkat ke medan perang.

Masih tanya ingin apa?

Sudah jelas kan~

Lupa mengembalikan beberapa mangkok yang dipinjamnya beberapa hari lalu sebagai wadah rebusan, adalah alasan mengapa pet panther ini kini berjalan dengan ekor kuyu menuju ke ruang masak. Tapi alasan mengapa kini ekornya terseret lunglai di belakang pantatnya adalah karena menyadari ujian sudah dekat dan beberapa materi tidak bisa dia kuasai dengan sempurna. Matematika, kimia, fisika, barisan eksak laknat yang menolak masuk ke kepala walau sudah beberapa kali dibaca. Nilainya terancam. Masa depannya terancam. Kalau sampai tidak lulus, apa kata dunia? Seekor/seorang pet bodoh, kesepian, ditinggal master, nilai jeblok, tidak lulus, tidak bisa kuliah, tidak dapat pekerjaan dan tidak punya masa depan adalah aib terbesar yang bisa diraih semasa hidup.

Dan mangkok-mangkok itu seakan menari di atas meja belajarnya, mengingatkan dia akan kewajiban yang belum tuntas. Mangkok-mangkok itu jadi ganjalan malam-malam tanpa tidurnya. Mangkok-mangkok itu mengganggunya tatkala dia mulai membuka halaman-halaman catatan, seakan menuntut untuk segera dikembalikan ke asalnya. Daripada menjadi ganjalan hati, lebih baik Suza mengorbankan waktunya untuk berjalan menuju ruang masak yang lumayan jauh dari asrama. Tapi lihatlah bulu di pangkal kupingnya yang kini tampak kasar akibat stress. Dahinya berkeriut, matanya buram. Rasanya keributan kecil saja bisa memicu bom di kepalanya.

Sekilas, matanya menangkap bayangan orang masuk ke ruang masak. Baguslah, pertanda pet panther ini bisa menghemat waktu untuk tidak membuka dan mengunci ruang itu. Tinggal masuk, simpan mangkok lalu minggat segera untuk sesi kencan berikutnya dengan buku kimia. Pintu sudah dekat, dia tinggal melangkah dan...

" MAAAUUUUUU!!!!!"

"SPAGHETTI!! "BERIKAN PADAKU KALAU TIDAK MAU KUCIUM!!"

" MILIKKUUUU!!!! UOOOOHHHH!!!! SPA-GHE-TTIIIIII!!!!!"

Brang. Klontang. Gubrak. Tssshhh. Ngiiinngggg.
Bukan, itu bukan suara dari dapur. Itu suara kesabarannya yang mulai runtuh. Tidak mengira ruang masak yang biasa damai tentram dengan riuh minyak goreng yang menenangkan kini serasa jadi arena perang. Tak sadar, dia menggebrak pintu dengan sebelah tangan.

"BERISIK!!!!!"

-------------------

Permisi, numpang lewat aja ya teman hawhawhaw

"GABUH!" bukan, itu bukan bahasa baru dari sebuah negara asing, itu cuma suara yang keluar dari mulut Ouran ketika dirinya disepak keluar secara paksa dan tiba-tiba dari dalam dapur oleh seseorang yang, menurutnya, mendadak muncul.

Sial.

Padahal pemilik benda panjang-panjang kecil-kecil nan nikmatnya sudah bereaksi dan Ouran sudah hampir bisa mendapatkan rampasan lezat untuk penyumpal suara tabuhan drum para cacing-cacing di ususnya. Tapi sekarang si penyerang yang, dalam pandangan Ouran, mendadak muncul bukan hanya menjauhkan tangannya dari jangkauan makan malam episode duanya tapi bahkan memblokir pintu masuk di tubuhnya.

"Minggir!! Menjauh dari santapanku!!" mulai mengeluarkan aura serigala lapar dan kesepian, Ouran menyerbu si rambut terang. Tak lupa menunjuk pada pemilik makanan di dalam dapur seraya menyelipkan tangannya di sela penjagaan si rambut terang, mengatakan, "Dan jangan berani kamu menghabiskan makanan itu sendirian kecuali kamu mau kusantap sebagai gantinya!!"

Ancamannya masih ngawur pula.

Di tengah-tengah kehebohan yang sebenarnya tidak jelas itu, tahu-tahu muncul satu lagi suara tak jauh dari mereka. Membentak dan memukul pintu.

Ouran ganti menunjuknya, "Ini pertarungan demi makanan laki-laki, eh, harga diri laki-laki! Kalau kau mengerti itu, kau akan membantuku!"

Eh, seenaknya.


===========
OOT: Maaf lama. m(_ _)m

Pemuda-pemuda yang sedang kelaparan itu memang kadang mengerikan.

Ralat.

Pemuda-pemuda yang sedang kelaparan DAN sedang di puncak masa pertumbuhannya, dengan energi menggebu-gebu.

Dan merasa bahwa pemuda-pemuda di depannya ini mengancam keselamatan spaghettinya, ia segera melahap spaghettinya secepat mungkin dan dengan mulut penuh berkata,

"Heh, hafha-hafhahan halian hah! hini hagehi hunyakhu hahu!"

Yang dalam bahasa lain dimengerti dengan : 'Heh, apa-apaan kalian hah! Ini Spaghetti punyaku tahu!"

Kelaparan sih kelaparan. Tapi masalahnya Shinobu sendiri juga. Bukannya pelit, dia sendiri sedang di puncak masa pertumbuhannya, butuh makanan dengan porsi ekstra. Dan setelah melahapnya, rasanya spaghetti tiga porsi ini rasanya tidak cukup untuk memenuhi perutnya. Maaf, ini masalah hidup dan mati.

Quote :

"Dan jangan berani kamu menghabiskan makanan itu sendirian kecuali kamu mau kusantap sebagai gantinya!!"

Hah. Setelah homoseksual dan transgender, kini giliran kanibalisme rupanya? Astaga memang sekolah ini beraneka ragam sekali.

"Heh, coba saja ambil spaghetti ini kalau berani!", sambil bersiap-siap mengungsi ia berlari membawa spaghetti itu pergi ke kamarnya. Sayangnya baru beberapa langkah, ia agak dikejutkan dengan gebrakan di pintu tadi, dan tangannya tidak sengaja tergelincir, melempar piring spaghetti itu.

Dan Shinobu hanya bisa membelalak memperhatikan piring yang melayang terlempar cukup jauh ke arah pintu itu.

'Sial! Sempat diselamatkan tidak ya?!'

Isora tidak peduli dengan makhluk bison di belakangnya.
Yang penting adalah.....SPAGHETTI!!!

Dan si pemilik tampak was-was dengan keberadaan mereka semua. Kenapa? Bukankah dirinya sudah meminta dengan baik-baik? Minus suaranya yang kelewat membahana atau mungkin tetes liur yang hampir lepas dari sudut bibirnya. Selain dari itu, sepertinya sudah baik sekali.

Jadi, dia boleh dapat jatah kan?

"Heh, coba saja ambil spaghetti ini kalau berani!

Ha....Apa?!!

Otomatis matanya melotot. Bukan karena si pemiliknya yang ingin kabur. Tapi kepada si spaghetti yang ntah kenapa tiba-tiba melayang di udara pada detik selanjutnya setelah si pemilik menantang untuk mengambilnya.

Melayang. Bersamaan dengan kakinya yang mulai melangkah. Terus. Lebih cepat lagi. Ke arah pintu di seberang. Melompat sambil mengulurkan tangannya.

Berharap...

Semoga...

Dan...

Random number (1,3) :

2

---
Keterangan Rand:
1 = Piring berhasil ditangkap dengan spaghetti yang (ajaibnya) masih duduk manis di dalamnya
2 = Piring tidak berhasil ditangkap
3 = Piring tidak berhasil ditangkap.....karena Isora kesandung ama Shinobu yang terjatuh di lantai.

Spoiler:

HIH.

Pemuda-pemuda bar-bar dan berisik, membuat urat kepalanya berkedut. Tidak, dia tidak boleh terbawa dalam suasana seperti ini. Harus kalem dan tenang. barisan angka-angka, kalkulus dan bagan organ menunggu di kamar, bukankah Suza harus kembali pada mereka? Anggap saja semua keributan ini seperti angin ribut yang hanya lewat sementara.

Masih membawa mangkuk di tangan dan dahi tertekuk, Suzaku melipat kuping ke belakang. Berusaha untuk tidak peduli pada suara-suara yang ada di sekitarnya. Itu bukan urusannya. Urusannya hanya pada sebiji mangkuk yang telah mengganggu kedamaian hari-harinya. Tinggal kembalikan ke rak, balik kanan, kembali asrama dan bercinta dengan buku soal. Selesai sudah.

Tapi nasib berkata lain.

Belum sampai dia sampai ke rak piring, tahu-tahu ruangan sudah dikejutkan dengan suara PRANG nyaring. Langkahnya terhenti. Pecahan piring dan lembar-lembar kuning, masih lengkap dengan bumbu-bumbunya bertebaran di antara meja dan kursi. Dia diam. Mangkuk di tangannya sendiri hampir bergetar jatuh.

"...kalian minta diadukan ke guru, atau apa?" dia menggigit bibir, menahan pembuluh darah yang mau pecah di ubun-ubun.

================

Note : sori, godmod si piring '__'a
btw, saya mencoba menyimpulkan denah lokasi kita. Sori kalo salah. Panah itu arah perjalanan yang hendak dilewati.

Spoiler:

AAAKH!!
"AAAKH!!" jeritan hatinya keluar bersamaan dengan jeritan bibirnya saat melihat sumber penggoda iman perutnya berakhir menjadi tumpukan di lantai.

Ouran terdiam. Matanya yang masih menatap tak percaya pada spaghetti yang telah wafat tersebut beralih ke arah orang-orang yang dianggapnya bertanggung jawab atas kematian sesuatu yang begitu indah dalam pandangan usus besarnya.

"Apa yang kau lakukan pada spaghettikuuuuu?!" serunya keras ke arah pemilik spaghetti sebenarnya. Seenaknya mengklaim. Lalu ganti ke arah si pirang, "Seharusnya kau tidak menghalangiku, anak pantai! Kalau aku, tadi pasti bisa menangkapnya!" omelannya dibarengi dengan kegiatan penomprokan pada anak yang terus menghalanginya untuk masuk, menimpakan seluruh tubuhnya ke punggung yang menjadi rintangan antara dirinya dan spaghetti tadi.

Teguran dari pet hitam menyambung. "Bukan guru! Polisi! Laporkan pada polisiiii!!" masih menyerang si pirang, Ouran setengah menangis menjawabnya.

Sudah kacau sekarang.


==========
OOT: Kalo menurut gue, map-nya lebih ke arah begini:

Spoiler:

Maap nyolong petamu, Suzakyu. Soalnya di cerita si Isotonik ngalangin Ouran, jadi mestinya cuma satu pintu yang kebuka dan Ouran ada di belakang Isotonik. Kalo ga salah ngerti. ^w^a

Spoiler:

---

Seandainya ini film, adegan piring mungil itu melayang dan berhantaman dengan lantai hingga isinya berhamburan pasti sudah dimainkan dalam slow motion. Shinobu dapat mendengar raungan panik piring dan isinya itu, sekaligus raungan perutnya yang kehilangan.

Bukan hanya piringnya, tetapi tubuhnya juga jatuh menghantam lantai, terpeleset licinnya lantai dapur yang terlalu rajin dipel. Ia hanya terdiam beberapa detik meratapi makan malamnya yang terlalu cepat pergi ke surga makanan. Biarpun sering dibersihkan, tapi siapa juga yang mau memakan spaghetti bercampur pecahan piring yang sudah terjatuh?

"Ah... Makan malamKU....."

Sungguh, kelakuan si rambut merah dan rambut pirang ini mirip sekali dengan keponakan sepupunya yang masih duduk di bangku SD. Terakhir mereka bertemu, Shinobu ingat ia menjatuhkan bocah itu ke dalam kolam renang 2 meter di rumahnya.

"Kalian berdua....", tatapnya pada kedua pemuda itu, ".......Kalian pikir apa yang sudah kalian lakukan, hah...?"

Quote :

"...kalian minta diadukan ke guru, atau apa?"

Oh, terima kasih kami-sama, masih ada yang waras di antara orang-orang ini, "Laporkan! Laporkan saja ke guru! Atau kepada polisi! Aku sudah nyaris kelaparan di siniiiiii!!!", erangnya stress karena suplai makanannya gagal ia dapatkan malam ini.

Adu-du--duuhh...

Badan depannya terasa sakit karena jatuh barusan. Kepalanya sedikit pusing tapi urung dirasakannya setelah mengingat satu hal penting, "SPAGHETTIII!!!!!"

Dan di sana yang 'penting' itu, tergeletak tak berdaya, di antara pecahan piring. Matanya sekarang terasa perih, rasanya Isora ingin menangis. Iya menangis. Menangis pada satu-satunya pertolongan pada perut laparnya yang kini telah hilang.

Orang-orang di sekitarnya tampak meributkan sesuatu. Apa? Mana peduli dia. Terlebih jika saat sekarang ini yang lebih terdengar jelas adalah suara isak tangisnya sendiri, sambil berusaha menahan susah payah leleran ingus dari hidungnya tidak ikut membanjiri wajahnya sekarang.

" Uhu--uhuhu...," masih dalam keadaan terkapar, perlahan merayap mendekati si spaghetti.

" Spaa---ghee--ttii...," semakin dekat dan semakin tercium, aroma bumbu-bumbunya yang menggoda selera.

" Spaa---ihikkss, " lebih dekat lagi, untuk melihat si seliweran kuning beserta si merah-merah yang menghiasinya.

Sluurpp~
Barusan dia mencolek bumbunya yang belum terkena lantai untuk dicoba dan...tuh kan, enaaaakkkk!!.

Perutnya sontak makin bergemuruh dan Isora hanya tergeletak di sana di depan spaghetti. Meratapi nasibnya yang malang.

Apa cuma dirinya yang waras di sini? Apa yang terjadi dengan orang-orang ini, membuat gaduh di siang bolong, berteriak-teriak atas sepiring spagethi sampai memecahkan piring segala. Suzaku tidak akan bertanggung jawab dengan yang satu itu. Bukannya diam, mereka bertiga malahan ikut bercerecet.

"Masak lagi saja, kenapa!?" teriaknya meragukan kewarasan otak mereka menangisi spageti yang tumpah. Itu mudah saja, kan?

Dengan langkah sedikit dihentakkan, dia berjalan menuju almari penyimpanan piring. Menyorongkan mangkuknya dengan paksa hingga bunyinya berdenting keras, menarik keluar dua buah panci yang dengan segera disorongkan ke dada dua pemuda yang berwajah mau menangis. Si rambut merah dan si rambut coklat. Tingkah mereka seperti anak-anak saja, mengingatkan dia akan kakak angkatnya yang berwajah serupa ketika diputus pacarnya. Masalah pacar bisa jadi masalah sakral, tapi please ini cuma spagheti. Benda kuning panjang yang bisa didapat dengan mudah di supermarket dengan beberapa ratus yen saja.

"Masak sendiri. Tidak masak, tidak makan!" perintahnya ketus. Dahinya berkedut dengan alis nyaris bertemu di tengah. Tapi toh bagian wajah yang lain tidak terlalu banyak berubah.

...dan sejak kapan dia terdengar seperti ibu-ibu pelit? Memangnya spagheti tadi miliknya? Untuk si rambut hitam itu, dia harus ikut berduka. Sepiring spagheti memang tidak bisa mengenyangkan anak-anak etiopia, tapi tetap saja kerugian besar hanya gara-gara ulah orang-orang tidak bertanggung jawab seperti ini. Dia kenal dua orang seperti itu di rumahnya.