【I-2】 Express Yourselves!

Dengan wajah dihiasi senyum sumringah, Kaname menggeser pintu depan kelas I-2 yang langsung berhadapan dengan meja guru. Biasanya ketika pintu digeser, murid-murid akan terkaget dan kembali ke bangku mereka masing-masing setelah sebelumnya melakukan berbagai macam hal dengan sesama teman-teman sekelas. "Yak, siap-siap untuk pejaran hari ini yah." Tulang pipinya terangkat, menekan matanya hingga terlihat menyipit. Mood-nya sedang bagus hari ini.

"Hari ini kita akan melakukan sesuatu yang menyenangkan," and stressful, as well. "Sekarang siapkan buku tulis dan pensil kalian di atas meja."

Selama berkarir sebagai anggota grup musik rock, Kaname turut membantu menciptakan lagu-lagu yang mereka bawakan. Kadang hanya aransemennya saja, kadang hanya liriknya saja. Kadang satu lagu full ia ciptakan lalu teman-temannya yang lain mengaransemen ulang lagu tersebut. "Menurut ku pribadi, menulis lirik lagu jauh lebih mudah daripada menulis cerpen atau sebagainya." Pssst, nilai pelajaran sastra-nya semasa sekolah tidak sebagus yang orang-orang pikir kok. "Cuma di kelas ini saja kalian ku bebaskan menulis tentang apa saja. Pikirkan sebuah melodi—tidak perlu dinyanyikan. Kemudian sesuaikan tulisan kalian dengan melodi tersebut. Suka-suka saja. Bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Ainu, terserah kalian."

Terutama dalam lagu ber-genre rock, tak jarang terdapat kata-kata kasar maupun sumpahan yang sebaiknya tidak diperdengarkan kepada khalayak ramai. Tapi khusus untuk kelas ini, sepertinya tak apa mereka meluapkan emosi sedikit. "Ayo mulai kerjakan! Yang paling keren dapat hadiah dariku!"

Kaname menepuk tangannya dua kali, mengakhiri bicaranya di depan kelas.

---

Ganba murid-muridku tersayang, bonus 3 chip buat yang keren-keren <3

Tecchan baru saja kembali mungkin kurang dari satu menit sebelum ada yang membuka pintunya, membuat tecchan reflek menoleh dan ketika meyakinkan diri bahwa itu adalah seorang guru, dia langsung terduduk sambil menunggu kelasnya. Kalau tidak salah seni musik, kan? Walaupun Tecchan agak terperangah melihat sosok tersebut yang sangat tinggi tapi wajahnya nampak imut sekali.

Sepertinya dia sosok yang baik walaupun kuat--oke, Tecchan harus fokus sebelum dia malah bengong memperhatikan gurunya.

"Hari ini kita akan melakukan sesuatu yang menyenangkan,"

Uh oh.

It doesn't sound really good.

Mendengarkan perintahnya, Tecchan hanya bengong sesaat--dia memang punya sedikit pengetahuan tentang musik, tapi alasan dia masuk Yume juga bukan karena dia menyukai musik. Makanya yang dilakukan oleh Tecchan hanyalah bengong sesaat, lalu membuat bantalan dengan tangannya, menyandarkan dahinya.

Anggap saja sedang cari inspirasi.

Anak Negau, kayang rame-rame yuk.

...Nggak, bercanda kok. Kalian saja yang kayang, Yashiro sih nonton saja. Habisnya, berani taruhan anak-anak Negau disini kebanyakan memang lebih sedia kayang daripada mencari inspirasi untuk lirik lagu. Apalagi membayangkan melodi yang akan mengiringi lirik itu. Oke, Yashiro memang bisa mengapresiasi musik, tapi untuk membuatnya? Errr... bahkan setelah kayang selama jam pelajaran pun, Yashiro yakin inspirasi itu tidak akan turun begitu saja.

Pensil mekaniknya masih terbaring rebah, begitu pula degan buku catatan kosong yang terhampar di hadapan; begitu serasi. Tapi keinginan untuk membuktikan diri bahwa ia tidak akan kalah begitu saja dari anak Yume juga ada. Maka tanpa membuang banyak waktu lagi, Yashiro mulai berpikir.

"Gratak", pintu geser terdorong. Disaat bersamaan ada bunyi "brak" pelan dari deret tempat duduk paling belakang. Suara gaduh itu berasal dari meja di dekat jendela, dimana pemiliknya baru saja tersentak bangun menyadari pintu kelas terbuka dan ruangan menjadi sunyi.

Sekeliling mata Uryuu yang biasanya memang hitam akibat eyeliner yang dikenakannya sebenarnya menyembunyikan kenyataan bahwa dia sedang memelihara lingkar hitam disana. Dua hari begadang berturut - turut karena band-nya sedang menyiapkan single baru dan latihan untuk tampil di event rock band minggu depan.

Intinya sebenarnya dia masih ingin melanjutkan tidurnya.

Ia menatap pada guru pria yang berdiri di depan kelas dengan mata yang masih mengerjap - kerjap ngantuk.

Pikirkan sebuah melodi—tidak perlu dinyanyikan. Kemudian sesuaikan tulisan kalian dengan melodi tersebut. Suka-suka saja. Bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Ainu, terserah kalian.

Hah? Maksudnya disuruh nulis lirik lagu, nih? suara Uryuu bergema dalam kepalanya. Wah, kalau begini sih gampang.

Dia berpikir sejenak...kalau menuliskan lirik lagu yang sudah dirilisnya, nanti dia dikira menjiplak, ya.....Hmm, baiklah biar aku tulis saja lirik dari single baru yang akan dirilis minggu depan.

Tangannya meraih bolpoin dan buku dari laci meja. Kemudian seolah mengalir begitu saja, ia mulai menulis:

"Something's changed in your face I notice
A different sparkle in those crazy eyes
Your unmistakable charade I know it
Always tricks me every time.

A million tears, A trillion times
I've seen that glaze and glitch in your eyes. "

---
Song lyrics: "This Is A Trick" by ††† (Crosses)