homeroom kelas II - 2

Ritual yang sama setiap pergantian tahun ajaran : memperkenalkan diri, mengabsen dan menghafal wajah-wajah di kelasnya, menunjuk pengurus kelas... Minggu-minggu selanjutnya diisi dengan mengisi laporan mengenai tumbuh kembang mereka. Ada kesulitan di pelajaran apa? Sudahkah seisi kelas saling kenal dan mulai akrab? Kemudian rapat guru, lalu menyusun laporan tahunan. Tahun ini pasti tidak beda dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi mudah-mudahan minus kasus penggencetan seperti tahun kemarin. Atau kasus sogokan nilai seperti dua tahun lalu. Repot mengurusnya.

Pikiran Sara berseliwer liar sembari mengecek penampilannya di pantulan kaca. Blus krem, rompi abu, dan rok pensil selutut warna abu, syukurlah rapi tanpa kerutan. Sara menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga, membuka pintu dan berjalan masuk, langkahnya berayun tegap ke tengah kelas. Telapak sandal wedges-nya memberi tambahan tinggi 5 cm, tingginya 165 sekarang, lebih dari cukup untuk mengintimidasi gadis-gadis muda yang sudah umurnya meliar. Oh, tapi mereka tidak bisa liar dan tidak bisa ribut begitu saja di kelas Sara, tentu.

"Selamat pagi anak-anak!" sapanya menggelegar, memaksa semua kepala di kelas itu menoleh padanya. "Selamat datang di kelas baru, kelas II - 2. Mulai hari ini dan setahun kedepan kalian dan saya akan sering bertemu. Nama saya Hakase Sara. Salam kenal dan mohon bantuannya!"

Mata Sara menyapu pelan seisi kelas, mematri satu-satu wajah-wajah gadis muda itu dalam otaknya, jangan sampai ada yang luput. "Tentu saja ujian masuk universitas masih lama, tapi jangan sampai kalian terlena dan berleha-leha. Kerja keras harus dimulai dari sekarang. Mudah-mudahan kalian serius di kelas saya, kelas matematika." Dan jangan harap, meski orangtua kalian politikus atau pebisnis besar, lantas kalian anggap uang bisa menyelamatkan kalian. Tidak! Di kelasnya, semua gadis harus bekerja keras!

"Oke, mari kita mulai isi daftar absen homeroom hari ini. Perkenalkan nama kalian, asal kelas, dan info yang harus kami ketahui tentang dirimu. Cita-citamu, misalnya." Sara menambahkan sambil membuka lembar pertama daftar absen.

Spoiler:

Shione sedang duduk-duduk di kursinya sambil ngobrol dengan teman sebelahnya. tak lama kemudian, pintu kelasnya terbuka, seorang wanita dengan Blus krem, rompi abu, dan rok pensil selutut warna abu dan... ehmm.. wedgesnya yang cukup tinggi.

"itu wedges dia pake buat nambah tinggi badan atau nimpuk tikus ya?" Pikirnya dalam hati.

Quote :

"Selamat pagi anak-anak!", "Selamat datang di kelas baru, kelas II - 2. Mulai hari ini dan setahun kedepan kalian dan saya akan sering bertemu. Nama saya Hakase Sara. Salam kenal dan mohon bantuannya!"

Suara keras menggelegar itu sempat mengagetkan Shione. di tambah lagi dengan mengetahui bahwa gurunya itu guru matematika. Dengan otaknya dalam bidang matematika yang pas-pasan itu, dia merasa pengalaman SMPnya akan terulang, dimana wali kelasnya guru matematika, dan nilai yang selalu di bawah pas-pasan yang sering didapatnya itu, dan menyebabkan dia slalu jadi bulan-bulanan gurunya.

"semoga guru yang ini ngga seperti dulu" gumamnya.

Sara-sensei meminta muridnya untuk berkenalan, ia pun berdiri dan mulai berkenalan.

"Hajimemashite, nama saya Shione Okamoto, saya pindahan tahun ini, jadi asal kelasku aku tidak tahu" ujarnya sedikit cengir-cengir, "Kuharap aku bisa masuk Universitas Favorit, dan Cita-citaku jadi dokter hewan, dan punya Pet Shop sendiri. Dan juga... Otakku pas-pasan jika harus berurusan dengan matematika. Jadi mohon bantuannya, Douzo Yoroshiku Onegaishimas" tambahnya, kemudian dia membungkuk salam kepada Sara-sensei

'Apa ini? kenapa penampilanku ketika bangun tidur juga ikut difoto? ..... dasar cowok usil itu'.

Gadis berambut panjang ini sibuk menyeleksi foto-foto liburan yang masih tersimpan pada sebuah kamera digital. Berulang kali bibir gadis ini terangkat tersenyum. Menemukan banyak sekali foto dengan gaya dan angle yang lucu, terutama sepupunya itu. Ya benar, liburan semester beberapa bulan yang lalu ia menghabiskan masa senggang bersama dengan Kou dan Jin menginap di villa pribadi keluarga Arai.

Hitung-hitung akomodasi gratis. Tidak salah keluarga Kaidou menjalin relasi erat dengan keluarga pengusaha kaya raya itu.

Suara ketukan langkah yang berasal dari pintu kelas membuat konsentrasi Hana buyar. Gadis ini menengok. Seorang guru wanita dengan perawakan sedang dan rambut panjangnya memasuki kelas. Hana menelan ludah. Mungkin ia terdengar jahat tapi rasanya gadis muda ini merasakan ada aura aneh berada di sekitar guru wanita itu. Bukan, ia sama sekali bukan cenayang. Tapi melihat Hakase-sensei mengingatkan dirinya akan seorang tokoh penampakan wanita yang dulu pernah ia tonton dalam film The Ring..... Ju-On.

'Wali kelas? APAAAA?!', rasanya ia dapat membayangkan bagaimana ia akan melalui hari-hari bersama Hakase-sensei. Instruksi dari sang wali kelas membuat Hana dengan cepat memasukkan kamera digitalnya ke dalam tas. Mata coklatnya menoleh ke kanan dan kiri. Apa teman-temannya itu sama terkejut dengan dirinya? atau hanya ia saja yang berpikiran begitu pada Hakase-sensei?

Rupanya Shione berinisiatif terlebih dahulu memperkenalkan diri. Hana menghela napas, kalau begitu setelah Shione ia akan melakukannya. Berdiri pada tempat duduk, gadis berambut merah ini berusaha tersenyum ramah. "Nama saya Kaidou Hana, Perkenalkan", ujarnya dengan sedikit membungkuk. "Saya biasa dipanggil Hana, asrama dari Shasta, ........hmm lalu..", untuk informasi ini ia harus percaya diri. Hana menegakkan kepala, menatap lurus wali kelas dan teman-temannya, berkata dengan mantap. "Cita-cita saya menjadi polisi".

Fufufu... kalau Gen-chan mendengar pasti dia akan tertawa. Ia tertawa dalam hati, kembali duduk untuk menyilahkan teman sekelas yang lainnya memperkenalkan diri.